Inovasi dan Kreativitas Adalah Wujud Kemajuan Desa
Zainudin : Inovasi Bukan Sekedar Goreng Keripik
KALIANDA – Bupati Lampung Selatan H. Zainudin Hasan mengharapkan Tim Inovasi Kabupaten (TIK) mampu mendorong berbagai wawasan, ide serta kreativitas yang ada didesa untuk terciptanya berbagai inovasi yang mampu meningkatkan taraf perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa. Hal ini ditegaskan Zainudin saat membuka kegiatan Bursa Inovasi Desa yang digelar TIK di GOR Way Handak Kalianda, Senin (11/12) kemarin. Kegiatan yang dihadiri oleh para Kepala Desa (kades), BPD serta tim pendamping desa ini diharapkan bisa menjadi pemicu semangat untuk menciptakan hal baru yang dapat menghasilkan pendapatan bagi pemerintahan desa. Zainudin memberikan apresiasi kepada TIK yang telah menggelar kegiatan tersebut yang dikemas dengan bursa inovasi desa dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Khagom Mufakat ini. Akan tetapi, dia meminta agar kedepan produk yang ditularkan benar-benar produk baru yang memiliki nilai ekonomis. “Namanya saja sudah inovasi. Jadi, harus benar-benar hal yang baru dan bisa dicontoh serta memiliki nilai ekonomis. Bukan nya hanya goreng keripik pisang. Itu bukan inovasi, semua orang juga bisa. Kedepan, saya harap produk yang diajarkan kepada aparatur desa benar-benar baru dan memiliki nilai jual,” ungkap Zainudin saat diwawancarai sejumlah awak media usai membuka kegiatan tersebut. Orang nomor satu di Bumi Khagom Mufakat ini menambahkan, inovasi bisa diciptakan melalui pemikiran-pemikiran yang kreatif. Dalam hal ini, kreatifitas yang diciptakan diharapkan bisa menghasilkan nilai ekonomis yang produktif. Sehingga, produk yang diciptakan tidak akan habis ditelan zaman. “Maka saya minta kepada satuan kerja (satker) juga harus punya inovasi dalam menjalankan program nya masing-masing. Mereka boleh mencari pemuda-pemuda yang memiliki kreatifitas untuk menjalankan programnya. Hal ini menjadi salah satu faktor mendukung kegiatan yang digelar oleh TIK ini. Jangan hanya pemerintah mendorong masyarakatnya kreatif dan inovatif, tapi satkernya tidak punya ide atau gagasan baru,” imbuhnya. Lebih lanjut dia mengharapkan, TIK mampu mengumpulkan generasi muda yang memiliki ide kreatifitas di berbagai bidang. Dari ide-ide cemerlang yang mereka miliki, bisa dikolaborasikan menjadi suatu produk yang memiliki nilai ekonomis. “Kita yakin banyak pemuda asal Lamsel yang memiliki kreatifitas dan inovatif. Ajak mereka duduk bersama untuk menciptakan sebuah ide baru. Setelah itu, tularkan kepada jajaran aparatur desa supaya bisa diejawantahkan demi kemajuan desanya,” tukasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Lamsel Dulkahar, AP., M.Si menjelaskan, Bursa Inovasi Desa adalah pameran kegiatan pembangunan masyarakat dan desa yang telah dinilai inovatif sekaligus sebagai ajang pertukaran pengetahuan bagi masyarakat dan desa. “Kita (Lamsel-red) pada Bursa Inovasi Desa ini menampilkan sejumlah produk-produk hasil inovasi desa. Diantaranya Pemberdayaan ibu-ibu usia produktif dalam pembuatan boneka di desa Muara Putih Kec. Natar, pembuatan produk olahan teh herbal insulin di desa Sidoasri, Pembuatan abon nabati dari buah pepaya di desa Way Sari, Penanggulangan tanaman liar buah pisang batu menjadi makanan olahan di desa Rulung Sari, Pendirian Bank Sampah Organik didesa Sidoasri, Pemanfaatan limbah bonggol atau tongkol jagug sebagai media tanam jamur kancing, pembuatan sarung bantal dari limbah kain jahit, Membuka jejaring tambahan biogas dari botol mineral dan menjadikan hutan mangrove sebagai objek wisata,” terang Dulkahar. (idh)Sumber: